Mengikuti protokol kesehatan yang mengharuskan kita untuk tetap di rumah demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19 kadang terasa berat bagi kita yang terbiasa melakukan aktivitas di luar. Berkumpul bersama teman-teman, pergi ke pasar untuk membeli dan menawar harga bahan pangan, bahkan menjenguk keluarga yang tinggal di luar kota menjadi kebiasaan yang sanggup membuat hati merasa senang.
Keadaan yang menuntut kita harus di rumah saja dalam waktu yang cukup lama bisa menjadi pencetus stress dan kebosanan. Sehingga selayaknya, ada aktivitas yang bisa terus kita lakukan untuk tetap mengasah otak agar tak semakin pasif. Nah, salah satunya adalah dengan kegiatan literasi.
Literasi itu apa sih?
Literasi merupakan aktivitas yang mengaktifkan keterampilan seseorang dalam membaca, menulis, berbicara, berhitung, dan menghadapi masalah. Literasi sangat erat kaitannya dengan kemampuan berbahasa. Mengembangkan kemampuan literasi pasti sangat penting bukan hanya dalam kapasitas skill berkomunikasi, namun juga untuk pemahaman penyelesaian konflik yang kita alami dalam kehidupan sehari-hari.
Kemudian, di masa perkembangan zaman yang semakin maju ini, dalam sebuah artikel wikipedia juga ada istilah literasi digital. Literasi digital adalah pengetahuan dan kemampuan seseorang untuk menggunakan media digital, alat komunikasi dan kemudian menggunakannya secara sehat, bijak, dan cerdas. Jika dilihat dari pengertian ini, ternyata membaca buku via gadget dan memanfaatkan gadget dengan bijak juga merupakan bagian dari aktivitas literasi.
Apa sih manfaat literasi?
Banyak sekali manfaat yang bisa kita dapatkan dengan berliterasi. Secara umum bisa disimpulkan sebagai berikut:
- Membaca meningkatkan pengetahuan tentang kosa kata. Semakin banyak sumber bacaan yang kita baca, kita akan semakin kaya akan kosa kata. Sehingga lebih mudah mengolahnya dalam komunikasi maupun dalam aktifitas menulis.
- Meningkatkan konsentrasi dan membuat kinerja otak semakin maksimal. Daripada melamun memikirkannya, lebih baik baca buku saja. Biar otak nggak butek-butek amat, ya nggak? Hehehe..
- Menambah wawasan. Satu buku yang kita baca mengandung banyak informasi yang bisa jadi belum pernah kita ketahui sebelumnya. Oleh karenanya ada pepatah Arab berkata, “Buku adalah sebaik-baik teman duduk”, karena dengannya kita akan lebih tahu banyak hal tanpa menggunjing orang lain atau bahkan menyakiti orang lain. Selain itu, ada juga pepatah bahwa “Buku adalah jendela dunia”. Dimana dengannya, kita bisa mengenal dunia lebih luas tanpa pergi kemana-mana.
- Melatih kemampuan berpikir menganalisa. Dengan aktif berliterasi, kita akan mampu melihat sebuah masalah secara runut, dari akar dan bagaimana menyelesaikannya dengan baik. Sehingga menghindarkan diri dari sikap gegabah membuat keputusan.

Kalau di masa pandemi seperti sekarang, kira-kira apa saja ya manfaatnya?
Selain kita akan mendapatkan manfaat umum sebagaimana yang telah dijabarkan di atas, ternyata literasi tak kalah pentingnya dilakukan selama masa pandemi.
- Berliterasi membuat waktu kita tak terbuang percuma. Daripada menghabiskan waktu untuk hanya sekedar scrolling media sosial, lebih baik habis untuk membaca. Tak hanya ilmu didapat, tapi juga menghindari radiasi layar gadget yang katanya berbahaya bagi tubuh. kegiatan literasi membantu kita untuk menggunakan waktu secara produktif.
- Membiasakan diri menulis dapat merelease stress dan melampiaskan emosi negatif secara elegan. Selain menulis, beberapa penelitian menyimpulkan bahwa aktivitas membaca juga bisa meminimalisir stress dan meningkatkan hormon bahagia. Menulis menjadi salah satu terapi psikologis yang paling banyak diminati lho! Dengan menulis, seseorang bisa menceritakan pengalaman pribadi yang tidak mengenakkan seperti pengalaman kehilangan seseorang yang sangat dicintai atau pengalaman paling memalukan. Bahkan hasil karya ini bisa dibukukan menjadi buku kumpulan cerita atau novel yang bisa jadi menarik bagi pembaca lain.
- Aktivitas literasi sebagian dari bentuk aksi untuk memajukan negara kita. Sebuah artikel karangan Azzila Miftaqul menjelaskan bahwa dari data UNESCO, Indonesia menduduki peringkat kedua terbawah dalam bidang literasi dunia. Tentu hal ini sangat memprihatinkan bukan? Oleh karena itu, berliterasi selama pandemi bisa menjadi aksi kepahlawanan yang akan meningkatkan derajat Indonesia dengan kualitas generasi muda dengan minat baca yang tinggi. Sebagaimana kata pepatah, “Literasi menjadi tolok ukur kemajuan sebuah bangsa”.
Jadi, mumpung masih lagi #dirumahaja, jangan lupa untuk tetap aktif berliterasi karena terbukti memiliki segudang manfaat yang penting untuk mengasah otak dan keterampilan lainnya.