Tak sedikit hal negatif yang diberitakan media terkait santriwati. Dari kasus pelecehan seksual, pemerkosaan, tindakan kriminal, bahkan poligami yang booming di beberapa portal media melahirkan stigma figur santriwati yang rendah di mata masyarakat. Padahal di sisi lain, banyak juga hal positif yang bisa dikabarkan terkait para santriwati. Misalnya, banyak juga diantara mereka yang cerdas dan berprestasi, meraih beasiswa untuk melanjutkan studi ke luar negeri. Tak hanya cantik, mereka juga gigih, cerdas dan mandiri sehingga berhasil melanjutkan dan menuntaskan studinya di kancah internasional. Hebat kan? Yuk, Santriwati kenalkan lima diantaranya.
- Fida Ruhiyah
Kakak yang satu ini mendapat beasiswa LPDP untuk melanjutkan studi jurusan TESOL di Monash University, Australia. Ia menempuh pendidikan sarjananya di UIN Sunan Ampel Surabaya. Ia adalah santriwati alumni sekaligus seorang guru di Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan Madura. Ternyata, ia tak berangkat sendirian, ia memboyong suami dan putranya ke Australia untuk merasakan pengalaman menginjak belahan bumi yang lain dan belajar di sana. Kebayang nggak sih, gimana susahnya studi di luar negeri sambil membawa keluarga? Ketahuan kan gigihnya dan semangatnya seperti apa? Dalam sebuah sesi webinar, ia menjelaskan bahwa ridho keluarga dan suami adalah kunci penting agar bisa berhasil mendapat beasiswa. Baginya, pendidikan dan kontribusi setelahnya adalah hal yang signifikan untuk memajukan bangsa. Semoga sukses studinya ya kak Fida!
- Queen Rahmah Rizqi Z
Kalau kakak yang satu ini merupakan santriwati dan musyrifah alumni Ma’had Sunan Ampel Al-Aly UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Ia juga menamatkan studi Strata 1 nya di kampus tersebut di jurusan Psikologi. Kemudian, ia berhasil meraih beasiswa LPDP dengan jurusan Music Psychology di The University of York, Inggris Raya. Belajar di negeri Ratu Elizabeth dengan sistem pendidikan yang super ketat tak membuatnya menyerah. Usai menamatkan studinya, saat ini ia bersama suaminya mengabdi di Pondok Pesantren Baitul Arqom Balung, Jember. Ia pernah berpesan bahwa prestasi adalah salah satu bentuk kontribusi untuk negeri. Ia juga aktif menulis dan meneliti di bidang yang ia minati itu, lho! Semangat ya kak Queen!
- Maslihatul Bisriyah
Kakak yang satu ini ternyata juga alumni Ma’had Sunan Ampel Al-Aly UIN Maliki Malang. Gagal meraih beasiswa berkali-kali tidak membuat mimpinya untuk melanjutkan studi di LN pupus begitu saja. Usai menamatkan studinya di jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, ia mendaftar beasiswa Australia Awards Scholarship dari pemerintah Australia dan berhasil lolos menjadi awardee. Ia pun melanjutkan studi Master of TESOL di Monash University, Australia. Ia pernah bercerita, selain belajr, ia menyempatkan diri untuk bekerja part time di sana sebagai pengalaman yang berharga. Usai studinya berakhir, saat ini ia mengabdikan dirinya melanjutkan kontribusi di kampus almamaternya, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Totalitas banget ya kakak yang satu ini!

- I’anatul Avifah
Kakak yang satu merupakan perempuan kelahiran Lamongan. Ia adalah santriwati Pondok Pesantren Annuriyah Surabaya. Ia menyelesaikan pendidikan sarjananya di UIN Sunan Ampel Surabaya di jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Kesuksesannya meraih beasiswa untuk melanjutkan studi di University of Manchester, Inggris Raya, pasti membuat bangga lembaga alumamaternya. Di kota Manchester ini, ia mendalami jurusan Educational Technology yang nantinya pasti bisa diterapkan di bidang pengajaran Bahasa Inggris sekembalinya pulang ke Indonesia. Wah, hebat kak! Semoga bermanfaat ya ilmunya!
- Najim Nur Fauziyah
Kak Najim merupakan santriwati Pondok Pesantren Darun Nun Malang. Sembari mondok, ia juga belajar di jurusan Perbankan Syariah UIN Maliki Malang. Setelah berhasil menyelesaikan studi strata satunya tersebut, ia memberanikan diri untuk melamar program MayBank Scholarship ke negara tujuan Malaysia dengan jurusan Perbankan Islam di International Islamic University Malaysia (IIUM). Sebelumnya, ia pun sempat gagal di beberapa beasiswa. Ia percaya bahwa banyak jalan menuju Roma, banyak beasiswa untuk melanjutkan cita-cita bisa studi di luar negeri, banyak rezeki Allah yang sudah disiapkan selagi ia berusaha. Dan terbukti, bahwa ia mampu mendapatkannya.
Kelima santriwati di atas bisa menginspirasi banyak pelajar perempuan agar selalu gigih berusaha meraih cita-cita melanjutkan pendidikan tinggi. Bukan hanya lembaga pesantren yang bangga tentunya, namun Indonesia pun turut bangga karena pemudi-pemudinya berhasil merepresentasikan negaranya memiliki hak yang sama sebagai orang yang terpelajar di negara lain. Semoga sedikit coretan ini bisa menyemangati pembaca untuk terus gigih belajar, karena menuntut ilmu hukumnya wajib baik bagi laki-laki maupun perempuan, sebagaimana sabda Rasulullah, “Menuntut Ilmu itu wajib atas setiap muslim” (HR. Ibnu Majah).
Dr. James Emman Kwegyir pun pernah berkata bahwa pendidikan bagi perempuan berarti juga merupakan pendidikan bagi sebuah bangsa, “If you educate a man, you educate an individual, but if you educate a woman, you educate a nation”, demikian kata beliau.