Sebagai seorang muslim, katanya sih, kita wajib belajar bahasa Arab. Ingat nggak betapa tegasnya orang tua kita semasa kita kecil untuk memasukkan kita ke Taman Pendidikan Qur’an (TPQ). Tiap sore kita diantarkan ke mushalla atau masjid setempat untuk belajar alif ba ta yang tertera pada lembaran-lembaran buku Iqro’. Kalau nggak ada TPQ, kita belajar Iqro di rumah masing-masing bersama ibu kita tergalak, eh tersayang.
Kebanyakan kita nggak ada yang tahu kenapa saat itu dipaksa belajar al-Quran, yang diawali dengan menghafal dan memahami huruf-huruf hijaiyah. Dan kita hanya menurut saja, harus sudah bersiap berangkat ke TPQ dengan berbusana muslim lengkap ketika waktu sudah menjelang sore. Kita sih hepi-hepi aja karena selain ngaji, ke TPQ artinya kita juga akan bermain bersama teman-teman. Usut punya usut, ternyata paksaan itu beralasan, orang tua ingin kita bisa sedikit banyak memahami bahasa Arab selain untuk bisa membaca dan memahami al-Quran dengan baik, juga untuk menjalankan dan memahami kewajiban muslim dengan baik. Ya, Islam memang menganjurkan demikian bagi seluruh pemeluknya.
Coba kita telaah, segala aktivitas ritual ibadah yang dilakukan umat muslim menggunakan bahasa Arab. Menyapa atau salam dengan bahasa Arab, shalat dikerjakan dengan bahasa Arab, al-Quran berbahasa Arab, dzikir menggunakan bahasa Arab, berdoa dengan bahasa Arab, shalawat pun menggunakan bahasa Arab. Ya, semuanya berbahasa Arab, karena Nabi besar kita, Muhammad shallallaahu alaihi wa sallam dilahirkan di negeri Arab.
Ustadz Abdul Somad, LC. MA menjelaskan bahwa shalat wajib dilaksanakan dengan bahasa Arab, jika tidak sesuai tuntunan atau jika menggunakan bahasa selainnya, maka dianggap tidak sah shalatnya. Bahasa Arab bahasa pemersatu kita sebagai umat muslim, tak peduli kita dari mana, ketika mengucap salam “Assalaamualaikum” muslim lain akan tahu bahwa ia saudara kita sesama muslim yang kemudian akan menjawabnya dengan bahasa Arab pula, “Waalaikumussalaam”. Mau dari Turki, mau dari Maroko, mau dari Inggris, ketika sudah sampai di Masjidil Haram untuk menunaikan haji, semua beribadah dengan bahasa yang sama.
Bahasa Arab menjadi salah satu dari lima bahasa internasional yang digunakan di PBB. Jadi, ketika kita bisa memahami bahasa Arab, berarti kita mengerti salah satu bahasa internasional. Dalam sebuah forum kajian, ustadz Adi Hidayat, LC. MA juga menerangkan bahwa secara penelitian, hanya Bahasa Arab yang bisa menampung seluruh keanekaragaman makna-makna al-Quran dengan segala detailnya, ia juga mencakup semua keluasan makna. “Bayangkan saja, satu kata ‘aiin saja, punya seribu makna, makanya kalau baca huruf arab harus hati-hati,” jelas beliau. Terlebih lagi bahasa al-Quran, karena itu firman Allah, pasti lebih tinggi dibandingkan dengan bahasa manusia.
Lebih khusus lagi, Allah berfirman dalam al-Quran surat Yusuf ayat 2 yang artinya: “Sesungguhnya Kami telah jadikan al-Quran dalam bahasa Arab supaya kalian memikirkannya”. Sedangkan, Ibnu Katsir rahimahullah menafsirkan ayat tersebut, “Karena bahasa Arab adalah bahasa yang paling fasih, paling jelas, paling luas, dan paling banyak pengungkapan makna yang dapat menenangkan jiwa. Oleh karena itu, kitab yang paling mulia ini diturunkan dengan bahasa yang paling mulia (yaitu bahasa Arab, pen)”.
Ibnu Taimiyah rahimahullah dalam kitab Iqtidha’ Shiraathal Mustaqiim menerangkan, “Dan sesungguhnya bahasa Arab itu sendiri bagian dari agama. Hukum mempelajarinya adalah wajib, karena memahami al-Quran dan as-Sunnah itu wajib, dan keduanya tidaklah bisa dipahami kecuali dengan memahami bahasa Arab. Hal ini sesuai dengan kaidah di dalam ilmu ushul Fiqh: sebuah kewajiban yang tidak akan sempurna (pelaksanaannya) kecuali dengan melakukan sesuatu yang lain, maka sesuatu yang lain tersebut hukumnya juga menjadi wajib. Namun di sana ada bagian dari bahasa Arab yang fardhu ‘ain dan ada yang fardhu kifayah”.
Imam asy-Syafi’i rahimahullah juga menjelaskan, “Maka wajib atas setiap muslim untuk mempelajari bahasa Arab sekuat kemampuannya. Sehingga dia bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah Ta’ala dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, dan dengannya dia bisa membaca kitabullah…”
Kesimpulannya, belajar bahasa Arab ternyata hukumnya wajib dan sangat penting untuk menambah pemahaman kita terhadap al-Quran dan sunnah secara benar. Hal ini tentunya membantu kita dalam hal pelaksanaan ibadah-ibadah yang diwajibkan sehingga kita bisa terhindar dari kekeliruan, serta agar kita mampu menjalankan syariat sebagai seorang muslim dengan benar pula.