santriwati indonesia

5 Tips Mengendalikan Marah, Ternyata ini yang Dilakukan Rasulullah

To pack or not to pack...

Setiap orang pasti pernah mengalami kejadian yang tidak mengenakkan sehingga membuat kita merasakan emosi negatif, seperti marah. Merupakan hal yang wajar jika kita merasa marah setelah mendengar kabar yang kurang menyenangkan yang terkadang datang tiba-tiba.  Dalam situasi seperti ini, kita dituntut untuk tetap tenang, karena emosi yang lahir bisa mempengaruhi cara kita berpikir dan mengambil tindakan yang benar untuk menyelesaikannya.

Ada beberapa tips agar kita bisa mengendalikan emosi kita ketika marah. Malah sebenarnya, tips berikut telah lama diajarkan oleh Baginda Nabi Muhammad saw. karena sekalipun beliau adalah utusan Allah, sebagai manusia mulia yang juga berurusan dengan banyak orang, beliau pernah merasa marah. Dalam sebuah hadits Nabi bersabda, “Aku ini hanya manusia biasa, aku bisa senang sebagaimana manusia senang dan aku bisa marah sebagaimana manusia marah” (HR. Muslim).

Namun, sikap yang beliau tunjukkan untuk mengendalikan marah sangat luar biasa, inilah yang seharusnya kita adaptasi dan kita contoh ketika kita sedang marah. Berikut beberapa tips untuk bisa sembuh dari kemarahan:

  1. Mencoba untuk diam

Mencoba untuk diam adalah langkah pertama untuk menahan emosi. Sekalipun kita mendengar kabar yang tak sedap, diam adalah cara pertama terbaik untuk tidak melakukan reaksi-reaksi yang negatif. Karena ketika sedang marah, kata-kata yang terlontar dari mulut kita bisa jadi dapat menyakiti hati orang lain karena terungkap disertai dengan bentakan dan lepas kontrol. Daripada kita memperburuk keadaan dengan bereaksi negatif, ada baiknya kita diam sejenak dan menghela napas panjang.

Dijelaskan dalam sebuah hadits, “Ajarilah (orang Islam), mudahkanlah, jangan mempersulit masalah, kalau kalian marah maka diamlah” (HR. Ahmad).

  1. Membaca ta’awudz

Rasulullah bersabda, “Ada kalimat yang jika diucapkan niscaya akan hilang kemarahan seseorang,yaitu A’udzubillaahi minasy syaithaanir rajiim” (HR. Bukhari Muslim).

Memang kadang tak terpikirkan sama sekali untuk membaca kalimat ajaib yang satu ini ketika marah. Namun, cobalah untuk tetap tenang dan membacanya, maka setan pun pergi dan hati kita akan terasa lebih tenang, apalagi jika disertai dengan banyak membaca istighfar.

 

santriwati.com Andre Hunter
  1. Berwudhu

Rasulullah bersabda, “Kemarahan itu datangnya dari setan, dan setan itu tercipta dari api, api hanya bisa padam dengan air, maka kalau kalian marah berwudhulah” (HR. Abu Dawud).

Wudhu bermanfaat merilekskan tubuh dan pikiran. Air dapat menstabilkan suhu tubuh dan memberikan rasa sejuk pada area kepala dan wajah yang terbasuh wudhu sehingga pikiran yang penat karena marah akan mereda dengan sendirinya, emosi pun lebih terkontrol.

  1. Mengubah posisi

Rasulullah bersabda, “Jika kalian marah, maka duduklah, jika belum hilang juga, maka tidurlah” (HR. Ahmad).

Hasil penelitan Rovi Husnaini, seorang mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati menyimpulkan bahwa perubahan posisi dapat berpengaruh pada kestabilan emosi. Maka jika posisi duduk belum dapat menstabilkan emosi, maka ubahlah dengan posisi tidur.

  1. Bersujud

Rasulullah bersabda, “Ketahuilah sesungguhnya marah itu bara api dalam hati manusia. Tidaklah engkau melihat merahnya kedua matanya dan tegangnya urat darah di lehernya? Maka barangsiapa yang mendapatkan hal itu, maka hendaklah ia menempelkan dahinya dengan tanah (sujud)” (HR. Tirmidzi).

Cara terakhir untuk bisa mengendalikan marah adalah dengan cara bersujud. Bersujud dapat menetralisir emosi negatif dalam diri. Sujud membantu melancarkan aliran darah ke otak sehingga dapat memberikan efek rileks sehingga dapat kembali berkonsentrasi untuk memecahkan masalah. Selain itu, bersujud berarti melepaskan beban dunia dan menyerahkan segalanya kepada Pencipta skenario hidup.

Itulah lima tips ala Rasulullah untuk mengendalikan amarah. Semoga menjadi jalan untuk membuat kita semua menjadi pribadi yang lebih baik sebagai seorang muslim yang taat.

santriwati indonesia
More Stories
Siapa sih Syekh Abdul Qodir Jailani?